Senin, 19 Maret 2012

teh


bagi ku kau seperti teh buatan ibu ku,
yang selalu membuat ku hangat dan nyaman,
tidak panas, tidak pula dingin
tidak terlalu  manis, tidak jua terlalu pahit
berteman biskuit, atau roti satu,
saat sedang gerimis atau saat sedang terik,,
sendiri atau bersama teman teman,,

aku masih ingat, saat dulu duduk di taman kanak kanak dulu, sebelum berangkat. ku kecup tangan ibu ku,
dan ia mengalungkan ku sebotol teh hangat buatannya...
bagi ku k kau seperti teh hangat buatan ibu ku,,
menjadi sahabat kala sedih, menjadi kawan kala riang..


dari tiap tetes lebutnya,
ada ketulusan, ada kasih yang sengaja ibu bagikan,

menjadi rindu, di tiap sedu,,
dan terlanjur ku tuang dalam cangkir kecil porselin, bertuliskan aku untuk mu,.


bulan, ya rembulan..



bercerita tetang rembulan, aku lebih suka bulan sabit. duduk berlama lama an di luar rumah
menatapnya lama lama, mengajak nya bercengkrama.
menulis bait bait puisi, sebuah cerpen atau hanya diam benar benar dalam kesunyian...

seperti hari ini,,bulan tampak sedang tersenyum,, " ia kan kalo sabit bulan itu lagi tersenyum,,"
selain sedang tampak bahgia, bulan juga berteman baik dengan bintang, mengizinkan bintang2 untuk ikut, urun serta membagi pesona, memancarkan ke indahhan nya, pada siapa saja,, yang masih punya akal dan rasa syukur,,
namun kalau purnama bulan kadang cenderung angkuh, seperti sedang menunjukkan eksistensinya di gelap nya malam, tampa memberi kesempatan bintang bintang cantik berpijar,,,
hahahah,, just my mind.. lo.

masih sangat melekat peristiwa senja kemarin, ia,
duduk di bawah rembulan seperti ini, membuat semua tergambar. ah, benar, semua seperti penyakit.

hari ini ia benar benar terdiam, ekspresi nya berubah, dingin.
selarik senyum , kemudian ia tertunduk,, lantas pergi.
apa yang ia fikirkan, " membuat ku benar benar merasa bersalah "
ada niattan untuk